Kenapa Malaikat Mika'il Tidak Pernah Tertawa ?
Rasulullah pernah bertanya kepada Jibril, "Mengapa saya sama sekali tidak pernah melihat Mikâ`il tertawa ?
Jibril menjawab, "Mika'il tidak pernah tertawa semenjak neraka
diciptakan... " (HR Ahmad)
Wahai yang masih bergelimang kemaksiatan... apakah engkau
tidak takut dengan api neraka ?
Apakah engkau lebih perkasa dari malaikat ?
Malaikat Mika'il yang begitu ta'at dan memiliki banyak keutamaan,
dia takut jika Allah murka kepadanya…
Ya Allah, Engkau Maha Tahu, keburukan apa yang sudah kami lakukan.
Ya Allah, Engkau Maha Melihat, kesalahan apa yang sudah kami perbuat.
Ya Allah, Engkau Maha Mengawasi, dosa dan maksiat apa yang sudah kami tempuh.
Ampuni kami, maafkan kami, dan tolonglah kami...
Jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang senantiasa taat kepada-Mu...
Rahmatilah kami dengan naungan Maaf-Mu...
Sayangilah kami dengan ampunan-Mu...
Jangan masukkan kami ke dalam api neraka-Mu...
Sesungguhnya kami termasuk diantara orang-orang yang bertaubat kepada-Mu...
Aamiinn...
Sumber Ustadz Yusuf Mansur
Rasulullah pernah bertanya kepada Jibril, "Mengapa saya sama sekali tidak pernah melihat Mikâ`il tertawa ?
Jibril menjawab, "Mika'il tidak pernah tertawa semenjak neraka
diciptakan... " (HR Ahmad)
Wahai yang masih bergelimang kemaksiatan... apakah engkau
tidak takut dengan api neraka ?
Apakah engkau lebih perkasa dari malaikat ?
Malaikat Mika'il yang begitu ta'at dan memiliki banyak keutamaan,
dia takut jika Allah murka kepadanya…
Ya Allah, Engkau Maha Tahu, keburukan apa yang sudah kami lakukan.
Ya Allah, Engkau Maha Melihat, kesalahan apa yang sudah kami perbuat.
Ya Allah, Engkau Maha Mengawasi, dosa dan maksiat apa yang sudah kami tempuh.
Ampuni kami, maafkan kami, dan tolonglah kami...
Jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang senantiasa taat kepada-Mu...
Rahmatilah kami dengan naungan Maaf-Mu...
Sayangilah kami dengan ampunan-Mu...
Jangan masukkan kami ke dalam api neraka-Mu...
Sesungguhnya kami termasuk diantara orang-orang yang bertaubat kepada-Mu...
Aamiinn...
Sumber Ustadz Yusuf Mansur






0 komentar:
Posting Komentar